Akuntansi
perusahaan manufaktur berfungsi untuk mencatat seluruh biaya produksi dalam
suatu akun pengendali barang dalam proses. Transaksi-transaksi yang dicatat
sebagai biaya produk dalam akun barang dalam proses, biasanya berasal dari
pemakaian bahan langsung, pendistribusian dan pengalokasian biaya tenaga kerja
ke pekerjaan-pekerjaan yang bersangkutan dan pembebanan biaya overhead pabrik
dengan menggunakan tarif tertentu. Rincian biaya produksi atau harga pokok
untuk masing-masing pekerjaan dapat dilihat dalam kartu harga pokok. Kemudian,
pada kahir periode akuntansi jumlah rupiah antara akun barang dalam proses
harus sama dengan jumlah rupiah dari seluruh kartu harga pokok atas pekerjaan
yang masih belum selesai.
Pada dasarnya ada dua jenis
transaksi utama yang mempengaruhi persediaan bahan, yaitu:
1. Pembelian
baha baku dan bahan penolong,
2. Pemakaian
bahan baku dan penolong dalam produksi.
Contoh Soal :
PT. Angkasa adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang percetakan, pada bulan Januari 2017 mendapatkan pesanan
untuk mencetak undangan sebanyak 2.500 lembar dari PT. Apollo. Harga yang dibebankan kepada
pemesan tersebut adalah Rp 5.000/lembar. Dalam bulan yang sama perusahaan juga
menerima pesanan cetak pamflet iklan sebanyak 21.000 lembar dari PT. Bintang,
dengan harga yang dibebankan kepada pemesan sebesar Rp 2.000/lembar. Pesanan
dari PT. Apollo diberi kode 111 dan pesanan dari PT. Bintang diberi kode 112.
Berikut adalah kegiatan produksi dan kegiatan lain untuk memenuhi pesanan
tersebut.
1.
Pembelian
bahan baku dan bahan penolong
Pada tanggal 2 Januari perusahaan membeli bahan baku
da bahan penolong berikut ini :
Bahan Baku :
Kertas jenis Y 95
rim @ Rp 11.000 Rp
1.045.000.-
Kertas jenis Z 20
roll @ Rp 350.000 Rp
7.000,000,-
Tinta jenis A 10
kg @ Rp 110.000 Rp 1.100.000,-
Tinta jenis B 25
kg @ Rp 35.000 Rp
875.000,- +
Jumlah bahan baku yang dibeli Rp
10.020.000,-
Bahan Penolong :
Bahan penolong W 27 kg @ Rp 11.000 Rp 297.000,-
Bahan penolong X 60 liter @ Rp
5.000 Rp 300.000,- +
Jumlah bahan penolong yang dibeli Rp
597.000,-
Jumlah
Total (Bahan Baku + Bahan Penolong) Rp
10.617.000,-
Bahan
baku dan bahan penolong tersebut dibeli oleh Bagian Pembelian. Bahan tersebut
kemudian disimpan dalam gudang menanti saatnya dipakai dalam proses produksi
untuk memenuhi pesanan tersebut. Perusahaan menggunakan dua rekening kontrol
untuk mencatat persediaan bahan yaitu :
Pencatatan Persediaan Bahan Baku
Persediaan
Bahan Baku Rp 10.020.000,-
Utang Dagang Rp
10.020.000,-
Pencatatan Persediaan Bahan
Penolong
Persediaan
Bahan Penolong Rp 597.000,-
Utang Dagang Rp
597.000,-
2.
Pemakaian
baan baku dan bahan penolong
Untuk dapat mencatat bahan baku yang digunakan dalam
tiap pesanan, perusahaan menggunakan dokumen yang disebut bukti penerimaan dan
pengeluaran barang gudang. Dokumen ini diisi oleh Bagian Produksi dan
diserahkan kepada Bagia Gudang untuk meminta bahan yang diperlukan oleh Bagian
Produksi. Bagi Gudang akan mengisi jumlah bahan yang diserahkan kepada Bagian
Produksi pada dokumen tersebut, dan kemudian dokumen ini dipakai sebagai
dokumen sumber untuk dasar pencatatan pemakaian bahan.
Untuk memproses pesanan dari PT. Apollo dan PT.
Bintang, bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut :
Bahan Baku untuk pesanan PT. Apollo (Kode 111)
Kertas jenis Y 95
rim @ Rp 11.000 Rp
1.045.000.-
Tinta jenis A 10
kg @ Rp 110.000 Rp
1.100.000,- +
Jumlah bahan baku untuk pesanan kode 111 Rp 2.145.000,-
Bahan Baku untuk pesanan PT. Bintang (Kode 112)
Kertas jenis Z 20
roll @ Rp 350.000 Rp 7.000,000,-
Tinta jenis B 25
kg @ Rp
35.000 Rp 875.000,- +
Jumlah
bahan baku untuk pesanan kode 112 Rp
7.875.000,-
Jumlah bahan baku yang dipakai Rp 10.020.000,-
Pencatatan
pemakaian bahan baku dalam metode harga pokok pesanan dilakukan dengan mendebit
rekening Barang dalam proses dan mengkredit rekening Persediaan bahan baku atas
dasar dokumen bukti permintaan dan pengeluaran gudang. Pendebitan rekening
Barang dalam Proses ini diikuti dengan pencatatan rincian bahan baku yang
dipakai dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.
Pencatatan Pemakaian Bahan Baku
Barang
Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Rp
10.020.000,-
Persediaan Bahan Baku Rp
10.020.000,-
Pada
saat memproses dua pesanan tersebut, perusahaan menggunakan bahan penolong
sebagai berikut :
Bahan
penolong W 10 kg @ Rp 11.000 Rp
110.000,-
Bahan
penolong X 35 liter @ Rp 5.000 Rp
175.000,- +
Jumlah bahan penolong yang dipakai
dalam produksi Rp 285.000,-
Karena
dalam metode harga pokok pesanan harus dipisahkan antara biaya produksi
langsung dari biaya produksi tidak langsung, maka bahan penolong yang merupakan
unsur biaya produksi tidak langsung dicatat pemakaiannya dengan mendebit
rekening kontrol Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Rekening Barang dalam
proses hanya didebit untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik
berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
Pencatatan Pemakaian Bahan Penolong
:
Biaya
Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 285.000,-
Persediaan Bahan Penolong Rp
285.000,-
Note : Pencatatan
dan Perhitungan Biaya Tenaga Kerja akan dibahas dalam postingan selanjutnya ya
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung